Rabu, 09 Maret 2016 1 komentar

Hingga Detik Paling Akhir

Kita hanya sanggup berpandangan kawan, tapi tak pernah mampu untuk saling bergenggaman

mungkin karena kita berbeda kepercayaan,

aku percaya Tuhanku Allah, dan kau percaya Tuhanmu adalah Allah juga

mugkin juga karena kita beda cara bersalaman,

caraku layaknya orang Indonesia pada umumnya, sedangkan kau begitu pula

bisa saja karena kita berbeda bendera,

benderaku suci dan berani namun benderamu berwarna-warna hingga membuat mataku seringkali merasa sakit.

Kawan,

jika besok kau menemukanku terkapar di kamar kostku yang apek

percayalah sejak jumpa kita yang pertama aku telah memelukmu erat hingga detik paling akhir.



Sukabumi, 29 Februari 2016

17.49 wib
Minggu, 13 Desember 2015 0 komentar

Jendela Kamar

Saya bermimpi diselaksa waktu yang lalu
menatap bayang hitam langkah tuan perlahan pergi menjauh
Saya bermimpi diselaksa waktu yang lalu
dijendela kamar,
kini tak ada lagi mawar yang tuan beri dibalik senja kala itu.



Ciputat, 20 September 2014
0 komentar

Sendiri pada akhirnya

Dilihat dari jarak pandang sekitar 1 KM bangunan kampusku gagah berdiri
warnanya catnya lembut, dengan suasana keislamannnya yang menggairahkan sukma
terpancar aura keluarga yang aduhai bila dilirik.

Bissmillah..
saya melangkah setiap hari untuk melihat, mungkin saja akan ada pelangi di salah satu paginya; di sana.
Begitu setiap harinya saya berharap,
tak ada Keluarga dan sendiri pada akhirnya.

Ciputat, 2 November 2015
0 komentar

Merpati Hidung Belang

Kemarin pagi ada merpati yang hinggap dipundak saya
menanyakan kabar seperlunya,
merpati itu kembali terbang ke awan sambil menjatuhkan tahinya di depan hidung saya
saya bersihkan perlahan dengan tissue yang tersedia di dalam keresek belanjaan.

Besoknya ada merpati hinggap tepat di pundak saya
menanyakan kabar seperlunya,
dan menyuruh saya makan agar tetap sehat
merpati itu kembali terbang ke awan sambil menjatuhkan tahinya di depan hidung saya
saya bersihkan dengan telapak tangan lalu saya susutkan pada tembok kampus

Besoknya lagi, ada merpati hingga tepat di pundak saya
menanyakan apakah saya bahagia?
Saya meraihnya perlahan, sehingga merpati itu bertengger mesra di telapak saya
kemudian saya ajak merpati itu mendekati keran air, lalu saya perintahkannya untuk berwudhu.


Ciputat, 2 November 2015
0 komentar

Gedung Kuliah-Tempat Belajar

Saya duduk di lantai 7 gedung kampus
tepat di depan kaca kumuh, yang hanya akan jernih jika hujan turun menjatuhinya,
tapi sayang kemarau sudah ribuan tahun disini
hingga penghuninyapun sudah lupa bagaimana segarnya dijatuhi rintikan air dari langit
sudah lupa bagaimana segarnya bau tanah jika masuk ke dalam lubang hidung.

Kering menjadi raja-raja yang setiap waktu garang melahap sebagian otak manusia,
untuk dihanguskan dan di sebarkan abunya
asap mengepul dari sana-sini;
Dari mulut para kader, dari senior-senior, dari kepala-kepala independent, dari dosen, dari satpam,
juga dari tukang parkir
kulit-kulit menjadi burik karena sengaja dijemur di depan halte,
hanya untuk berteriak "KITA SEMUA SAMA, KITA SEMUA BERSAUDARA"
TAHIK!
saya hanya ingin hujan, agar sejuk gedung tempat kuliah saya. cukup sudah.

Ciputat, 23 September 2015
0 komentar

Sajak Untuk Adik Mahasiswa Baru

Selamat datang mahasiswa baru
selamat datang calon pemimpin Indonesia raya
wajah adik-adik nampak bercahaya menginjakan kaki di batas pagar kampus
senyum adik-adik tertahan dari pagi hingga senja tiba
selamat.

Selamat datang mahasiswa baru
selamat datang calon perusak kepercayaan
di pengenlan kampus, adik-adik disuruh nyanyi lagu kebanggan nenek moyang
dengan semangat dan tangan di kepal meninju langit, riuh lagunya di dendangkan 16000 mahasiswa baru
lagu pembaharu di gedung sini
lagu bandung di gedung sana, lagu patriot di gedung sini, lagu lagu lainnya di parkiran, di lobby fakultas,
hingga halte di depan kampus.

Selamat datang mahasiswa baru
selamat datang di tempat dimana adik-adik belajar menjadi tukang cela kawan sendiri
belajar menjadi pencinta sedulur, penyayang sesama kepentingan
belajar menjadi pemimpin, yang memimpin mimpi kaumnya sendiri

Selamat datang mahasiswa baru
selamat datang di rimba paling mengerikan sejagat raya
saya doakan, semoga adik-adik berbahagia.

Ciputat, 22 September 2015


0 komentar

KANGEN

Kau tak akan memahami bagaimana rasanya melangkah tanpa digenggam
kau tak akan memahami bagaimana rasanya sendiri tanpa dekapan.
Aku sepi menghadapi bebungaan tanpa cinta,
karena harumnya telah pergi membawamu.
Terbayang hangat pelukmu serupa candu yang tak sanggup aku hiraukan
terbayang tatap matamu, serupa sendiri aku yang merunduk menahan kangen.
Sendiri aku tanpa hangatmu, itulah aku panggung tanpa cahaya.


Sukabumi, 12 Desember 2015
22.00
 
;